Namaku Ursa umurku baru 11
tahun. Aku masih duduk dikelas
6 di sebuah sekolah dasar
yang berada di kota
Denforc sebuah kota di Negara bagian Lougast. Aku hanya seorang anak biasa yang
hidup normal, sampai akhirnya terjadi peristiwa itu. Ini berawal saat setelah
aku pulang sekolah, seperti biasa aku hanya ganti pakaian yang basah karena
hujan. Aku melihat langit yang agak hitam karena sedang hujan di jendela
kamarku, tiba-tiba muncul cahaya yang sangat silau di kamarku. Setelah aku
membuka mata, aku sudah berada di sebuah tempat entah-berantah, Hanya tanah
lapang yang ditumbuhi rumput sampai ujung mata memandang, udara malam yang
dingin menusuk tajam masuk ke tubuhku. Aku mamandang bulan dan mulai berpikir
dimana aku, aku mulai berlari mencari tempat untuk pulang, tapi hanya padang
rumput luas yang aku temui. Cahaya itu muncul lagi, aku segera menjauh dari cahaya itu. Terlihat
sebuah bayangan sosok yang aku kenal, cahaya itu mulai meredup dan sosok itu
mulai terlihat dan aku mulai mendekat. Ternyata dia adalah sahabatku, namanya
Eren dia satu sekolah denganku dia adalah laki-laki popular di sekolah bukan
hanya dia keren tapi dia juga Pinter, Sopan, dan dia kalau diajak ngobrol pasti
seru. Itu sebabnya aku sahabat denganya. Dia memandang kearahku berharap
sesuatu, dia mulai bertanya dimana dia sekarang.
“Dimana aku
sekarang?” tanyanya kepadaku.
“Aku tidak
tahu, malah aku pikir kau yang tahu dimana kita!” Jawabku bingung kepadanya.
Aku mengajaknya mencari jalan pulang, tapi ada seseorang yang datang menghampiri kita. Dia
berpakaian rapi dan memakai kaca mata. Dia mengajak kita ketempat ia tinggal.
“Hai,
namaku Venic!” Sapanya kepada kita.
“Hai juga
namaku Ursa dan ini sahabatku Eren!” Jawabku sembari memperkenalkan diri.
“Ikut lah
denganku!” Ajak Venic kepada kita.
“Siapa
kau?, Kenapa kita harus ikut dengan mu?” Tanya Eren menahan marah.
“Aku yang
membawa kalian kesini, kalian mempunyai misi yang hanya dapat diselesaikan
kalian!” Jawab Venic dengan nada tenang.
Kami Pergi ketempat Venic tinggal, aku masih
bingung siapa sebenarnya Venic dan apa misi yang hanya dapat diselesaikan Aku
dan Eren. Kami berjalan menembus dinginnya malam, kami berjalan sekitar 2 jam
dan akhirnya sampai ketempat Venic tinggal. Tempat tinggal Venic ada didepan
sebuah hutan, kami masuk ke rumah Venic,
dia menceritakan apa yang sedang terjadi dan apa hubungannya Aku dan Eren
dengan misi ini.
“Sebenarya
Aku berasal dari masa depan.” Kata Venic mengaku.
“Bohong…,
mana mungkin manusia dapat pergi ke masa lalu !” Jawab Eren tidak percaya.
“Kau telah
melihatnya, Kau sampai disini menembus waktu” Jawab Venic.
“Bagaimana
caranya?” Tanyaku menyela.
“Bumi
memiliki medan magnet yang disebut medan gravitasi, saat medan magnet terkumpul
disuatu tempat, tempat itu memiliki cukup daya memindahkan benda.” Jawab Venic
menjelaskan.
“Seperti
Segitiga Bermuda?” Tanya Eren.
“Semacam
itulah, tapi Segitiga Bermuda mengumpulkan medan magnet dengan menarik benda
lainya.” Jawab Venic.
“Tapi Kita
ada dimana?” Tanyaku.
“Kita ada
di Green Zone!” Jawab Venic sambil menunjuk sebuah tempat di peta.
“Tapi,
itukan daerah laut?” Tanyaku bingung.
“Itulah
misimu, di Green Zone ada sebuah Crystal Shard yang bisa menjadi sumber energi
kita di masa depan, Crystal Shard itu memancarkan medan magnet terlalu besar
sehingga satelit tidak bisa mendeteksi Green Zone!” Jelas Venic.
----------BERSAMBUNG----------
6 di sebuah sekolah dasar
yang berada di kota Denforc sebuah kota di Negara bagian Lougast. Aku hanya seorang anak biasa yang hidup normal, sampai akhirnya terjadi peristiwa itu. Ini berawal saat setelah aku pulang sekolah, seperti biasa aku hanya ganti pakaian yang basah karena hujan. Aku melihat langit yang agak hitam karena sedang hujan di jendela kamarku, tiba-tiba muncul cahaya yang sangat silau di kamarku. Setelah aku membuka mata, aku sudah berada di sebuah tempat entah-berantah, Hanya tanah lapang yang ditumbuhi rumput sampai ujung mata memandang, udara malam yang dingin menusuk tajam masuk ke tubuhku. Aku mamandang bulan dan mulai berpikir dimana aku, aku mulai berlari mencari tempat untuk pulang, tapi hanya padang rumput luas yang aku temui. Cahaya itu muncul lagi, aku segera menjauh dari cahaya itu. Terlihat sebuah bayangan sosok yang aku kenal, cahaya itu mulai meredup dan sosok itu mulai terlihat dan aku mulai mendekat. Ternyata dia adalah sahabatku, namanya Eren dia satu sekolah denganku dia adalah laki-laki popular di sekolah bukan hanya dia keren tapi dia juga Pinter, Sopan, dan dia kalau diajak ngobrol pasti seru. Itu sebabnya aku sahabat denganya. Dia memandang kearahku berharap sesuatu, dia mulai bertanya dimana dia sekarang.